Kongres IV PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis-Sabtu (9-11/4) berlangsung lancar. Kongres yang biasanya dibayangkan sebagai ajang debat, bahkan perebutan posisi Ketua Umum tak terjadi dalam perhelatan itu.
Kongres hanya mengukuhkan Megawati Soekarno Putri sebagai Ketua Umum partai untuk keempat kalinya setelah Kongres pertama tahun 2000 lalu. Maka selama empat periode kepengurusan PDIP hanya Megawati yang posisinya tak tergantikan. Sedang pengurus lainnya selalu berganti, bahkan beberapa orang diantaranya sudah meninggal dunia.
Yang selalu berganti diantaranya posisi Sekjen. Diawali dengan Sutjipto masa pengurusan 2000-2005, Pramono Anung 2005-2010, Tjahjo Kumolo 2010-2015 dan kini Hasto Kristiyanto (2015-2020). Sutjipto yang mantan Ketua DPD PDIP Jatim sudah tutup usia tahun 2011 lalu.
Meski demikian, tak munculnya nama-nama kader muda dan intelek PDIP seperti Maruarar Sirait (Ara), Pramono Anung, Rieke Diah Pitaloka, dan Eva Kusuma Sundari dalam susunan kepengurusan baru menjadi tanda tanya publik. Terutama untuk Ara sempat diplot menjadi menteri dapa detik-detik terakhir pelantikan kabinet, kini pun tak lagi dipakai Megawati.
Posisi Ara sebagai Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga dalam kepengurusan partai banteng sebelumnya kini diduduki Sukur Nababan. Sukur berhasil terpilih kembali menjadi anggota DPR-RI 2014-2019 setelah mendapat 123.493 suara untuk daerah pemilihan Jawa Barat-VI.
Tak terpilihnya empat nama tersebut bertolak belakang dengan masuknya nama-nama yang pernah tersangkut kasus korupsi. Mereka adalah Rokhmin Dahuri menjadi Ketua Bidang Kemaritiman, Bambang Dwi Hartono yang menjadi Ketua Bidang Pemenangan Pemilu, Idham Samawi Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi; dan Olly Dondokambey Bendahara Umum PDIP.
Rokhmin Dahuri merupakan mantan narapidana kasus korupsi dana non bujeter sewaktu menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan. Rokhmin pernah divonis tujuh tahun penjara, kemudian berkurang menjadi 4,5 tahun seusai mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.
Bambang Dwi Hartono merupakan tersangka kasus korupsi dana Jasa Pungut senilai Rp 720 juta. Mantan Wali Kota Surabaya itu ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jatim sejak November 2013. Meski tersangka, Bambang DW tidak langsung ditahan karena dianggap bersifat kooperatif dan tidak akan melarikan diri.
Sedang Idham diduga melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus dana hibah Persiba Bantul senilai Rp 12,5 miliar. Meski telah menjadi tersangka, Politikus PDIP yang kini menjadi anggota DPR itu hingga kini masih belum menjalani proses hukum.
Bagaimana dengan Olly Dondokambey? Nama Olly diketahui beberapa kali disebut dalam kasus korupsi Hambalang, namun tetap aman. Olly menjadi anggota DPR ketiga kalinya periode 2014-2019 dari Dapil Sulawesi Utara setelah memperoleh 237.620 suara. Olly terpilih menjadi bendahara PDIP untuk kedua kalinya.
Megawati mengungkapkan alasan tak dipilihnya Ara dkk dan pemilihan pengurus PDIP 2015-2020. Menurutnya, ia tidak ingin ada sosok yang memecah belah partai duduk di kepengurusan. Mega juga melakukan penilaian karakter dari masing-masing sosok pengurus yang dipilihnya termasuk jiwa kepemimpinan mereka.
“Saya melihat ini pantas di sini, oh tidak bisa, yang ini memecah belah, yang ini tidak pintar tapi bisa memimpin. Kalau Ada yang merasa saya yang harus jadi (pengurus), saya tinggal menunjukkan ini cermin diri kamu. Ini dari keilmuan, kamu manusia seperti ini. Ada yang bisa dibetulkan, ada orang pintar, ada yang tidak begitu (pintar) tapi ada dedikasinya,” tutur Mega.
Sedang Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengaku bahwa partainya memiliki pertimbangan tersendiri memasukkan nama seperti Idham Samawi dalam struktur kepengurusan. “Kita melihat apapun, seperti Idham Samawi, dalam kajian yang kami lakukan ada latar belakang sangat kuat, rivalitas pada saat penetapan Ketua DPD (PDIP),” kata Hasto.
Hasto mengaku, menjadikan kasus calon Kapolri Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai pengalaman berharga. “Kita tidak mau seperti kasus BG. Kita tidak bisa menegakkan hukum atas ambisi orang per orang,” katanya.
Dalam kasus Idham, Hasto menyebut, PDIP tetap memberikan kesempatan kepadanya untuk memperbaiki diri. “Dalam konteks ini, setiap warga negara memiliki kesempatan dan dijamin UU untuk memperbaiki. Demikian pula dengan Olly,” imbuh Hasto.
Jawaban Mega dan Hasto pun menyiratkan betapa percaya dirinya mereka dengan kondisi sosial politik Indonesia saat ini. Menjadikan kasus BG sebagai acuan bahkan boleh dibilang sebagai sikap terlalu percaya diri.
Sebab kasus tersebut sebenarnya belum selesai. Kasus BG belum membuktikan apakah Kepala Lemdikpol itu bebas dari kasus korupsi atau tidak. Lagipula kemenangan dalam pra peradilan penuh dengan kontroversi. Aroma politik lebih kuat dibandung fakta hukum yang menjadi latar belakang kasus itu. (habis)
Baca sebelumnya: Megawati Terlalu Percaya Diri (1)
SUSUNAN PENGURUS PDIP 2015-2020
1. Ketua Umum : Megawati Soekarnoputri
2. Ketua Bidang Kehormatan Partai : Komarudin Watubun
3. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu : Bambang Dwi Hartono
4. Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi : Idam Samawi
5. Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi : Djarot Syaiful Hidayat
6. Ketua Bidang Politik dan Keamanan : Puan Maharani
7. Ketua Bidang Hukum HAM dan Perundang-undangan : Trimedya Panjaitan
8. Ketua Bidang Perekonomian : Hendrawan Pratikno
9. Ketua Bidang Kehutanan dan Lingk Hidup : Muhammad Prakosa
10. Ketua Bidang Kemaritiman : Rohmin Dahuri
11. Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan : Andreas Hugo Pareira
12. Ketua Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana : Ribka Tjiptaning
13. Ketua Bidang Buruh Tani dan Nelayan : Mindo Sianipar
14. Ketua Bidang Kesehatan dan Anak : Sri Rahayu
15. Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan : I Made Urip
16. Ketua Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) : Nusirwan Sujono
17. Ketua Bidang Pariwisata : Sarwo Budi Wiranti Sukamdani
18. Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga : Sukur Nababan
19. Ketua Bidang Keagamaan dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) : Hamka Haq
20. Ketua Bidang Ekonomi Kreatif : Prananda Prabowo
21. Sekretaris Jendral : Hasto Kristiyanto
22. Wakil Sekertaris Jenderal Bidang Internal : Utut Adianto
23. Wakil Sekertaris Jenderal Bidang Bidang Program Kerakyatan : Erico Sotarduga
24. Wakil Sekertaris Jenderal Bidang Program Pemerintahan : Ahmad Basarah
25. Bendahara Umum : Olly Dondokambey
26. Wakil Bendum Bidang Internal : Rudiyanto Chen
27. Wakil Bendum Bidang Program : Yuliari Peter Batubara
INI SUSUNAN PENGURUS PDIP 2010-2015, 2005-2010, 2000-2005